Muslimah AS Ikut Pelatihan Bela Diri

MARYLAND - Muslimah Amerika Serikat ditawari mengikuti kelas bela diri di Collge Parka, Maryland sebagai upaya untuk melindungi diri dari serangan anti-Islam. Hal ini sebagai langkah antisipasi menyusul terjadinya lonjakan serangan terhadap muslim sejak kampanye pemilihan presiden AS.

Pelatihan ini diinisiasi Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dan Institut seni bela diri lokal, Aqabah Karate. Dalam pelatihan ini Muslim Amerika baik perempuan dewasa maupun anak-anak akan diajarkan tips untuk mempertahankan diri terhadap serangan yang diterima. Khususnya pertahanan fisik, mental dan spiritual.

"Insiden kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim sedang terjadi dengan frekuensi yang mengkhawatirkan. Belajar teknik pertahanan diri dasar tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri tetapi sangat penting untuk keselamatan pribadi dan kesejahteraan,” ujar Pimpinan CAIR Maryland Dr Zainab Chaudry seperti dilansir ibtimes.com, Senin (12/12).

Menurutnya, kelas bela diri di Mayland ini bukanlah kegiatan pertama yang dilakukan perempuan muslim untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi serangan. Sebelumnya seorang terapis di Chicago, Zaineb Abdullah merilis video online yang ia sebut dengan "Hijab Grab". Video ini menjadi viral dan ditonton empat juta orang.

Dalam video ini dijelaskan stategi untuk melawan terhadap seangan kejahatan kebencian yang dialami. Sementara itu, di New York City, Komunitas Muslim setempat juga telah mendirikan kelas pertahanan diri untuk perempuan. Sebanyak 3.000 perempuan mendaftar kelas ini.

Insiden kejahatan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat telah mencapai tingkat tertinggi setelah serangan 11 September. Menurut FBI, serangan mengalami kenaikan 67 persen pada 2015 dari tahun sebelumnya. Wanita yang mengenakan jilbab, kerudung tradisional, telah menjadi target utama.

"Apa yang kami lihat adalah wanita yang ditargetkan. Terutama perempuan yang berjilbab. Dari semua ringkasan kasus yang pernah saya lihat, itu target utama serangan ini. Karena mereka sangat terlihat,” ujar Director of the department to monitor and combat Islamophobia, Corey Saylor.