Sekarang ini di era Presiden Joko Widodo, negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, gotong royong dan sosialistik telah berubah haluan menjadi negara kapitalis, individualis dan liberal yang menghisap rakyat.
Demikian dikatakan Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng kepada suaranasional, Kamis (30/3).
Kata Salamuddin, Kenyataannya di era Presiden Joko Widodo kapitalisme tumbuh subur bagaikan jamur di musim hujan.
“Bahkan kapitalisme untuk kesekian kalinya telah berhasil bersetubuh dengan sangat kuat hingga mencapai orgasmenya,” papar Salamuddin.
Kata Salamuddin, negara secara struktural telah dikuasai segelintir taipan kapitalis. Dari lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif hingga pers, telah dikuasai sepenuhnya oleh segelintir taipan.
“Akibatnya, tak ada lagi fungsi kontrol oleh parlemen dan penegakan hukum yang menjujung tinggi nilai nilai keadilan. Bahkan kebijakan pemerintah ekonomi dan politik pemerintah mengabdi pada kepentingan kapitalis taipan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, baik pemerintah maupun kapitalis taipan telah bekerjasama sangat erat untuk menghisap rakyat secara bersama sama dan serempak. Apa buktinya? Seluruh kebijakan pemerintah dibuat untuk memperkaya para kapitalis taipan dan korporasi asing.
“Kebijakan ekonomi dibuat dalam rangka melancarkan usaha taipan mengeruk sumber daya alam, melahap APBN, menghisab para pekerja/buruh dan merampas jerih payah petani,” paparnya. [sn]