Media Opini - Program rumah murah yang digagas Anies Baswedan ternyata membuat gerah Ahok.
Setelah buzzer-buzzernya membully Anies habis-habisan, kini Ahok pun merasa perlu ikut membully Anies.
Ahok pun mengatakan, mau membeli sepuluh rumah jika ada yang harganya sebesar Rp 350 juta.
"Kalau ada rumah Rp 350 juta aku mau beli sepuluh deh. Ukurannya asal yang wajar yakni tipe minimal 36," kata Ahok di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Jumat, 31 Maret 2017.
Menurut Ahok, jika ada rumah bagus dengan harga Rp 350 juta pasti banyak yang mau beli. Namun, di Jakarta rumah seharga itu sudah sulit untuk ditemukan.
"Kalian ini kayak kura-kura dalam perahu aja. Kalau di Jakarta rumah bagus-bagus, harga Rp 350 juta pasti lo orang pada mau beli tuh," ucap Ahok.
Ahok lalu membandingkan dengan di Belitung Timur. Di sana, tutur Ahok, jika ada harga tanah Rp 10 juta maka akan langsung diborong.
"Ada enggak? Susah nyarinya," ujar Ahok.
Sindiran Ahok untuk Anies ini langsung dibalas telak oleh Elisa Sutanudjaja, arsitek sekaligus pengamat perkotaan.
"Kalau ada rumah Rp 350 juta aku mau beli sepuluh deh.. https://t.co/SB1Wk9uLfm #PilkadaDki2017 #JPNN #Jakarta
— JPNN.com (@jpnncom) April 1, 2017
Pemikiran 'beli 10 kalau ketemu rumah harga murah ini' yg sebabkan program rumah terjangkau gak pernag ada.
— Elisa Sutanudjaja (@elisa_jkt) April 1, 2017
Rumah dianggap sbg komoditi. https://t.co/apji1VvKiH
Kicauan Elisa pun ditanggapi Ahmad Pathoni, seorang jurnalis.
Bener banget. Kenapa orang pada puas dengan keadaan rumah yang nggak bisa dijangkau hanya karena dukung calon tertentu? https://t.co/qXaIF5fhDH
— Ahmad Pathoni (@apathoni) April 1, 2017
Emang lu mau apartemen/rumah susun cuma buat orang yang digusur doang? Lha lu yang kerja keras dengan gaji beberapa juta gimana punya rumah?
— Ahmad Pathoni (@apathoni) April 1, 2017
Jadi singkatnya, jika cara pikir model Ahok -memborong rumah atau tanah yang murah- diterapkan, sampai kapanpun mafia pengembang dan spekulan tanah akan berjaya dan warga akan semakin tersisih.