Dalam sebuah forum yang dihadiri 20.000 orang, seorang pria bertanya kepada dr Zakir Naik mengapa saat ini masih ada adzan lima kali sehari. Padahal menurutnya, adzan diperlukan pada zaman Nabi Muhammad ketika belum ada jam.
“Dari yang aku pahami, konsep adzan datang jauh beratus tahun lalu ketika belum ada jam. Tidak ada cara untuk menentukan jam berapa pada hari itu. Dan satu-satunya cara orang menyadari masuknya waktu shalat adalah berdasarkan adzan. Tentu sekarang tidak begitu. Sekarang sudah ada jam, jadi kenapa masih perlu adzan lima kali sehari di zaman modern ini?”
Dr.Zakir Naik kemudian menjawabnya:
Ada banyak alasan mengapa muslim melakukan adzan. Pertama, untuk memberitahu semua orang bahwa ini adalah waktunya shalat. Coba jawab, setiap orang punya jam tangan selama berlangsung ujian. Meskipun demikian, begitu sang guru membunyikan belnya, “waktu telah habis!” Jadi kamu katakan pada guru sekolahmu, “kenapa engkau membunyikan bel bahwa waktunya sudah habis? Setiap orang punya jam tangan.” Untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa waktunya telah selesai. Ke sesi selanjutnya. (Jawaban ini disambut gemuruh tepuk tangan hadirin)\
Jadi sekarang ini kami melakukan adzan.
Dulu, pernah diusulkan memakai lonceng atau terompet. Namun Rasulullah melarangnya. Karena lonceng mirip umat Kristen dan terompet mirip orang Yahudi.”
Rasulullah kemudian menggunakan suara manusia karena suara manusia lebih baik daripada lonceng dan terompet.
Dan dalam adzan kami terkandung pesan. Sedangkan bel atau lonceng, hanya pesan “waktunya sudah habis” atau “waktunya dimulai.” Terkadang mengandung pesan “Ada kebakaran, larilah”.
Di dalam adzan terkandung pesan. Menyatakan Allah Maha Besar, empat kali. Bersyahadat. Kemudian “Marilah shalat, marilah shalat. Marilah menuju kemenangan, marilah menuju kemenangan.” Kemudian menyatakan kebesaran Allah dan tauhid.
Jadi adzan memberitahukan bahwa waktu shalat telah datang sekaligus terkandung pesan kesaksian bahwa hanya ada satu Tuhan.
Dan adzan ini hanya boleh dilafalkan dalam bahasa Arab, bukan bahasa lain. Terkandung pesan persatuan. [tby]