Said Aqil Siraj, Anjing Lebih Arif Daripada Kiai

Tentu saja fenomena diatas teramat menyedihkan tatkala kita melihat seorang yang telah ditokohkan menyandang gelar ketua Umum PBNU lebih mengedepankan dongeng-dongeng yang validitasnya patut dipertanyakan sebagai bahan dakwah ke masyarakat.

Menyimak dan memperhatikan dongeng-dongeng yg disampaikan oleh Said Aqil siraj sebagaimana dalam cuplikan video dibawah ini, membuat terkesima dan membuai masyarakat Awam, Namun juga membuat muak bagi orang yang akal sehatnya berisi Ilmu pengetahuan.

Dongeng-dongen menjadi populer saat Fitnah tersulut, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibnu abi syaibah Rahimahullah.

لم يُقَص – بضم الياء وفتح القاف – على عهد النبي صلى الله عليه وسلم ولا عهد أبي بكر ولا عهد عمر ولا عهد عثمان إنما كان القصص حيث كانت الفتنة

dongeng tidak pernah disampaikan di zaman Abu Bakar, tidakpula di zaman Umar dan Utsman. Dongeng hanya disampaikan ketika fitnah tersulut.

Klop dan sesuai, saat ini kita memang hidup dizaman Fitnah, dimana Para pendakwahnya Ingin tenar dan menarik perhatian manusia, hingga merekasa dan menjadikan dongeng-dongeng sebagai alat penyampai untuk memenuhi pesan sponsor dan keinginan mayoritas orang awam.

meski tujuan mereka baik, tapi ekses dari penyampaian dongeng-dongeng tersebut sebenarnya adalah memalingkan manusia dari hakikat kebenaran.

Tatkala si pendongeng takjub akan kuantitas khalayak yang memperhatikan, maka mereka pun beranggapan alangkah baiknya pada momen tersebut menambah dongeng-dongeng aneh yang lain!!

Abul Malih rahimahullah mengatakan,

لا يخطئ القاص ثلاثاً: إما ان يُسَمِّنَ قوله بما يَهْزُل دينه واما ان يعجب بنفسه واما ان يأمر بما لا يفعل

Tiga hal yang benar terdapat dalam diri seorang pendongeng.

1. Gedebus, (dia memperbanyak omonganya dengan sesuatu yang mengerdilkan agamanya)

2. Takjub akan diri sendiri.

3. Memerintah manusia untuk mengerjakan sesuatu yang justru tidak dilakukannya.

Tonton dan simak video dongeng nya, orang Awam akan terkesima dan terbuai, Namun orang berakal akan menjadi Muak.

Semoga menjadi bahan renungan.

Oleh: Moh Aflah