Dalam sebuah acara di Tasikmalaya Jawa Barat bersama Prajurit TNI, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan sambutan singkat tentang Pancasila dan peran ulama dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Tak ayal, pidato gagah berani di tengah guyuran hujan ini disambut gemuruh takbir dan berhasil membuat Ahokers, agen liberal, dan PKI blingsatan. Ketakutan.
Sila pertama Pancasila, ketuhanan yang Mahaesa, yang tadinya menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya. Itu ulama yang berkumpul dan menutuskan Ketuhanan Yang Mahaesa (sebagai sila pertama Pancasila).
Pancasila adalah hadiah dari Islam untuk Indonesia. Jadi dimana pun juga, tidak mungkin ulama akan merusak Bhinneka Tunggal Ika. Tidak mungkin ulama akan merusak Pancasila. Inilah yang selalu saya ingatkan.
Maka kepada para prajurit, dimana pun kau bertugas, kamu harus bersama-sama ulama. Untuk mengamankan bangsa ini, TNI tidak mungkin bekerja sendiri. Prajurit harus bersama-sama masyarakat. Dan mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim, dan harus bersama-sama para ulama.
Itu kuncinya. Saya ke sini untuk mengingatkan prajurit-prajurit saya.
Jenderal Gatot lekas menyudahi sambutannya dan menyambut dua ulama berpakaian serbaputih untuk memimpin doa di tengah guyuran hujan.
Jenderal Gatot juga memberikan tempat duduk spesial kepada pimpinan Kafilah Ciamis yang berjalan kaki dari Ciamis menuju Jakarta untuk mengikuti Aksi 212 awal Desember 2016 lalu.