Teroris di Indonesia Lucu-lucu:
Pernah nyasar di Bundaran HI Sarinah, lalu densus datang gagah gagahan, tembak mati, dor.
Pernah nyasar di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott, densus datang, tembak mati.
Pernah nyasar ke Toilet terminal kampung melayu, polisi datang, tembak mati.
Lalu nyasar ke mesjid, sambil teriak takbir dan thoghut lalu tikam polisi, lalu ditembak mati juga.
Jadi, maksud media blow up berita teriakan takbir dan pekikan kalimat thoghut itu biar terorisnya ada kaitan sama Islam gitu? Maksa.
Polisi berantas terorisme tapi gak canggih, minim ilmu tentang teroris, awam dan terkesan membodohi, jangan jangan ciri ciri teroris beneran aja gak paham sampai sekarang.
Padahal katanya Kapolri nya lulusan P.hD dan ahli ilmu kontra terorisme, mantan kepala BNPT, tapi alur cerita nangkap teroris kok kayak anak TK main petak umpet.
Jujur aja, selama saya belajar ilmu spionase, sabotase, ilmu intelijen, kontra intelijen, dunia agen mata mata, dan memahami logika dunia teror dan kontra teror, belum pernah nemu jenis teroris beneran yang gaya nya kayak para teroris di Indonesia.
Pak polisi, tangkap aja dulu teroris nya, adili, kuak data dan faktanya, nanti ketemu jaringan aslinya, lokal apa interlokal, nasional apa internasional, jangan tembak mati lalu langsung nuduh dia jaringan A atau B, gak nyambung.
Dibuat terang aja pak, zaman sekarang serba mudah, jangan abal abal begitu, gak semua masyarakat Indonesia bodoh dan bisa dibodohi.
Kalau bapak bapak gak berani buat begitu, gak berani terang terangan dan transparan, jangan salahkan rakyat curiga sama polisi, lalu polisi dituduh memainkan isu terorisme untuk menyudutkan umat Islam, pesanan.
Kalau itu benar terjadi, sampai kiamatpun akan kami lawan dan akan kami minta pertanggungjawaban, ingat, jabatan anda semua semetara, dan gaji anda, senjata anda, peluru anda, semua dari uang dan pajak dari rakyat.
Stop gaya gayaan, dan gagah gagahan dalam isu terorisme, biar Indonesia kita tambah maju dan berwibawa, kerja yang benar dan lurus.
Wallahu alam.
1 Juli 2017
(Tengku Zulkifli Usman)