Pekanbaru - Kepala Kepolisian Daerah Riau, Irjen Pol Nandang mengklarifikasi pernyataannya yang dinilai menganggap tidak perlunya tentara di negara Indonesia karena menurutnya konteksnya negara-negara di dunia.
"Saya berikan gambaran ada negara tak punya tentara itu hanya ilustrasi saja, bukan dianalogikan ke Republik Indonesia. Masing-masing negara punya sejarah masing-masing," kata Kapolda Riau dalam konfrensi persnya di Pekanbaru, Minggu.
Menurutnya sejarah Indonesia rakyat bersama dengan tentara memperjuangkan kemerdekaan dengan seluruh komponen lainnya. Jadi sejarahnya berbeda, kalau dikaitkan dengan Indonesia itu tak bisa dianalogikan.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa negara Indonesia sangat butuh tentara. Makanya presiden juga memperkuat TNI dan Polri untuk mengawal demokrasi.
"Kalau saya anggap tak perlu ngapain saya harus instruksikan bhabinkamtibmas bersinergi dengan babinsa. Mereka unjung tombak kepolisian menciptakan kondisi yang kondusif," ujarnya.
"Saya tidak bermaksud menyatakan yang lain itu tidak penting, semua komponen bangsa itu penting. Atas kegaduhan ini saya mohon maaf tapi saya tidak ada maksud untuk itu," ungkapnya.
Sebelumnya viral berita di media online wahanariau.com dengan judul Kapolda Riau: Negara Boleh Tak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Ada
Sontak saja berita liputan saat temu ramah Kapolda Riau dengan Wartawan itu menjadi viral dan menghebohkan dunia maya karena menyinggung institusi lain.
http://wahanariau.com/news/detail/15321/kapolda-riau-negara-boleh-tak-ada-tentara-tapi-polisi-harus-ada?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo mengatakan, ada puluhan wartawan baik Lokal maupun Nasional serta beberapa Pempred yang hadir ketika itu.
"Tak ada satupun yang memberitakan itu karena bapak Kapolda menyampaikan konteks normatif. Kalau ada pernyataan yang tendensius, saya rasa wartawan yang hadir pada hari itu pasti akan memuat ketika itu juga," kata Guntur, Minggu (22/10/2017), seperti dilansir puterariau.
Terkait berita yang sudah terlanjur viral tersebut, Guntur menambahkan, pihaknya sangat menyayangkan adanya penggiat media yang memuat berita provokasi tersebut.
"Upaya hukum belum, kita klarifikasi dulu agar masyarakat dan mitra kita dapat penjelasan yang sebenarnya. Hoax itu," tutup Guntur.
Saat lndonesia.org mencoba menelusuri link berita wahanariau tersebut, situs berita tersebut sudah tidak dapat diakses, bukan karena beritanya dihapus tetapi karena databasenya yang error.
Beruntung, dari screenshot berita yang kami terima, kami berhasil menemukan isi berita yang sama tetapi lebih dulu di publikasikan yang diduga kuat menjadi rujukan berita yang menghebohkan tersebut.
http://www.antarariau.com/berita/94863/temu-ramah-dengan-wartawan-kapolda-riau-kami-siap-dikoreksi-media
Berita Antarariau ditulis pada tanggal 18 Oktober 2017 sedangkan wahanariau tertulis tanggal 20 Oktober 2017. (lo)
sumber (indonesia.org)